"dasar supir angkot!!" ....
"gak ada otaknya itu supir (angkot)".....
"F**k.... "
Sering ngelontarin kata-kata kayak di atas gak kalau ketemu angkot
berhenti mendadak atau macet gara-gara angkot?
kata-kata di atas hampir gw keluarin kalau sedang menyetir atau
ngendarain sepeda motor, entah udah berapa kali umpatan kayak gitu keluar dari
mulut gw atau beberapa temen gw.
Ucapan spontan karena tindakan supir angkot yang semau dia
berhenti di jalanan, seakan-akan setiap supir angkot punya kuasa hukum atas apa
yang dia lakukan.
Terkadang pula mencoba sabar atas tindakan dia, tapi setiap saat
selalu tindakan dia membahayakan penumpang dan pemakai jalan lainnya.
Menurut survei harian gw, angkot juga ambil bagian dalam
kemacetan, terkesan gak peduli sama pengguna jalan lainnya, si supir seringkali
berhenti cukup lama untuk menunggu penumpang bahkan sampai setengah ruas
jalan di ambil alih oleh sang supir. Angkot atau bus juga terlihat mengebut di
keramaian jalan sampai-sampai memotong jalur dari arah sebaliknya, Berbahaya?
masih belum.... yang berbahaya lagi jika mereka saling beradu kecepatan dengan
sesama angkot untuk mencari penumpang, lihat betapa banyak orang yang berdoa
dengan lebih serius dalam angkot di banding dalam masjid, gereja atau tempat
ibadah lainnya.
Jadi angkot gak berguna? hanya sekedar membuat macet jalanan?
hanya sekedar meramaikan jalan dimana sekarang motor sudah jauh lebih banyak dari
pada kendaraan lainnya.
Bagaimana pun angkot selalu punya jasa besar, khususnya bagi gw
atau beberapa orang yang masih memerlukan jasa angkot. Dulu angkot menjadi moda
transportasi utama bagi gw bahkan keluarga gw, dari mulai bersekolah,
berbelanja, pacaran dan aktivitas lainnya. Bersyukur yang sudah memiliki
kendaraan pribadi tanpa merasakan panasnya duduk di bangku bermuatan 4+6
ini.
Pada waktu gw SMP atau SMA dulu angkot menjadi primadona bagi
masyarakat berbagai kalangan, dari anak sekolah, buruh, pekerja kantoran,
mahasiswa selalu berebutan menaiki angkot. Pemandangan yang jarang terlihat di
saat sekarang di mana calon penumpang angkot menunggu datangnya satu sampai dua
angkot lalu berdesak-desakan menaiki angkot, yaa hukum alam terjadi, siapa yang
kuat dan cepat dia yang berhasil naik angkot, begitu juga gw, sudah terlatih
hanya untuk menaiki angkot.
Masyarakat sekarang juga lebih memilih membeli motor walau dengan
kredit, dari pada memanfaatkan jasa angkot, terlebih lagi biaya DP motor sangat
murah sehingga gak membebankan penggunanya. Alhasil, angkot-angkot sekarang
sepi penumpang. Akibatnya kejar setoran semakin menjadi-jadi, kebut sana sini
menjadi hal yang lumrah, berhenti di tengah jalan hal yang harus kita maklumi.
Semoga ya semoga, ada solusi baik agar sarana transportasi ini
tidak mati tapi tidak juga membahayakan pengguna jalan lainnya. Bagi calon
penumpang yang mau menunggu harus pada tempatnya, tidak meminta berhenti di
sembarangan tempat. Bagi supir juga tahu dimana berhenti dan menjaga
keselamatan bersama, bagi pemerintah terkait di lakukan peremajaan ankot,
membuat halte-halte bagi calon penumpang dan selalu memberikan pendidikan
kendaraan yang baik bagi supir. Baiknya lagi, pemerintah bisa mengambil alih
angkot tersebut dan menjadikannya sebagai kendaraan milik pemerintah yang
dimana supir tersebut di gaji, di berikan rute-rute yang jelas, jam kerja yang
jelas sehingga supir aman, calon penumpangpun aman.