Powered By Blogger

Senin, 15 Juli 2013

St Nicholas

Hari ini tepat satu tahun yang lalu, mengenakan kemeja putih, berbalut syal bergambarkan burung merpati dan bertuliskan nama baptis saya "Nicholas", serta menggengam lilin putih, saya duduk di barisan depan dalam ruang gereja. Suasana begitu tenang namun tegang bagi saya dan beberapa teman. Ibadah sore itu bukan ibadah biasa bagi saya, hari itu adalah hari di mana saya akan di baptis bersama teman lainnya. Ibadah yang sudah di nanti-nanti setelah mengikuti serangkaian persyaratan selama satu tahun dan akhirnya malam itu menjadi bagian akhir dari proses pembaptisan saya. Senang bercampur haru, walau di hari itu tidak ada satupun keluarga yang hadir ( memang karena keluarga besar saya berbeda keyakinan dengan saya ), akan tetapi ketika keluarga besar mendukung  pilihan saya, saat itu adalah hadiah terbesar bagi hidup saya.

Puji syukur karena Tuhan memberikan keluarga baru dalam hidup saya, keluarga yang saling membangun, tanpa mereka mungkin malam itu saya tidak berdiri di depan mimbar gereja, mungkin hanya duduk menyaksikan mereka melewati prosesi baptisan tersebut. Dari serangkaian acara tersebut ada yang sangat di sayangkan, guru pembimbing saya Almarhum Bapak Karsono pada saat itu sedang dalam masa kritis melawan penyakitnya.

Terima kasih kepada Bapak Yosef yang telah mau dan mampu melanjutkan pelajaran yang di ajarkan Alm Bapak Karsono. Terima kasih pula kepada Alm Bapak Karsono yang dari awal sampai hampir menyelesaikan bimbingannya, walau dalam keadaan tidak sehat namun tetap bersemangat memberikan yang terbaik bagi kami semua. Semoga kelak Bapak dapat melihat saya sukses dalam kehidupan rohani saya jauh dari sebelum saya mendapatkan pelajaran-pelajaran yang berharga dari bapak.

Ya... sudah satu tahun berlalu, semua penuh kenangan, keragu-raguan terdahulu dalam mencari keyakinan, mencari jati diri, mencari keimanan terbayar sudah, tidak mudah memang menjadi seorang Katolik, kita harus menjadi teladan bagi orang banyak, memiliki agama memang mudah, tetapi menjadi seorang beragama itu yang sulit. Semoga hidup yang hanya sekali ini tidak hanya menjadi lilin yang redup tetapi dapat menjadi lilin kecil yang  menerangi orang-orang sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati.
AMIN

Minggu, 23 Juni 2013

Angkot ohh angkot...

"dasar supir angkot!!" ....
"gak ada otaknya itu supir (angkot)".....
"F**k.... "

Sering ngelontarin kata-kata kayak di atas gak kalau ketemu angkot berhenti mendadak atau macet gara-gara angkot?
kata-kata di atas hampir gw keluarin kalau sedang menyetir atau ngendarain sepeda motor, entah udah berapa kali umpatan kayak gitu keluar dari mulut gw atau beberapa temen gw.
Ucapan spontan karena tindakan supir angkot yang semau dia berhenti di jalanan, seakan-akan setiap supir angkot punya kuasa hukum atas apa yang dia lakukan.
Terkadang pula mencoba sabar atas tindakan dia, tapi setiap saat selalu tindakan dia membahayakan penumpang dan pemakai jalan lainnya. 

Menurut survei harian gw, angkot juga ambil bagian dalam kemacetan, terkesan gak peduli sama pengguna jalan lainnya, si supir seringkali berhenti cukup lama untuk menunggu penumpang bahkan sampai setengah  ruas jalan di ambil alih oleh sang supir. Angkot atau bus juga terlihat mengebut di keramaian jalan sampai-sampai memotong jalur dari arah sebaliknya, Berbahaya? masih belum.... yang berbahaya lagi jika mereka saling beradu kecepatan dengan sesama angkot untuk mencari penumpang, lihat betapa banyak orang yang berdoa dengan lebih serius dalam angkot di banding dalam masjid, gereja atau tempat ibadah lainnya. 

Jadi angkot gak berguna? hanya sekedar membuat macet jalanan? hanya sekedar meramaikan jalan dimana sekarang motor sudah jauh lebih banyak dari pada kendaraan lainnya.
Bagaimana pun angkot selalu punya jasa besar, khususnya bagi gw atau beberapa orang yang masih memerlukan jasa angkot. Dulu angkot menjadi moda transportasi utama bagi gw bahkan keluarga gw, dari mulai bersekolah, berbelanja, pacaran dan aktivitas lainnya.  Bersyukur yang sudah memiliki kendaraan pribadi tanpa merasakan panasnya duduk di bangku bermuatan 4+6  ini. 

Pada waktu gw SMP atau SMA dulu angkot menjadi primadona bagi masyarakat berbagai kalangan, dari anak sekolah, buruh, pekerja kantoran, mahasiswa selalu berebutan menaiki angkot. Pemandangan yang jarang terlihat di saat sekarang di mana calon penumpang angkot menunggu datangnya satu sampai dua angkot lalu berdesak-desakan menaiki angkot, yaa hukum alam terjadi, siapa yang kuat dan cepat dia yang berhasil naik angkot, begitu juga gw, sudah terlatih hanya untuk menaiki angkot.

Masyarakat sekarang juga lebih memilih membeli motor walau dengan kredit, dari pada memanfaatkan jasa angkot, terlebih lagi biaya DP motor sangat murah sehingga gak membebankan penggunanya. Alhasil, angkot-angkot sekarang sepi penumpang. Akibatnya kejar setoran semakin menjadi-jadi, kebut sana sini menjadi hal yang lumrah, berhenti di tengah jalan hal yang harus kita maklumi. 


Semoga ya semoga, ada solusi baik agar sarana transportasi ini tidak mati tapi tidak juga membahayakan pengguna jalan lainnya. Bagi calon penumpang yang mau menunggu harus pada tempatnya, tidak meminta berhenti di sembarangan tempat. Bagi supir juga tahu dimana berhenti dan menjaga keselamatan bersama, bagi pemerintah terkait di lakukan peremajaan ankot, membuat halte-halte bagi calon penumpang dan selalu memberikan pendidikan kendaraan yang baik bagi supir. Baiknya lagi, pemerintah bisa mengambil alih angkot tersebut dan menjadikannya sebagai kendaraan milik pemerintah yang dimana supir tersebut di gaji, di berikan rute-rute yang jelas, jam kerja yang jelas sehingga supir aman, calon penumpangpun aman. 

Senin, 17 Juni 2013

Sejak pagi matahari tak tampak, bahkan sampai siang ini langit lebih memilih untuk berabu, seakan-akan waktu tak bergerak seperti tidak pernah beranjak dari subuh. Sibuk dan ramainya hari senin pun terkesan hilang karena hujan yang tak kunjung berhenti sejak pagi. Gw yang memilih diam di dalam rumah sudah tidak berniat melakukan aktivitas apapun kecuali melihat televisi, menyaksikan para wakil rakyat yang TERPILIH menggelar sidang paripurna mengenai naik atau tidaknya harga BBM. 

Dari rapat penggesahan tersebut terdapat sejumlah dana kompensasi dari naiknya harga BBM bersubsidi seperti BLSM, program beras untuk rakyat miskin, program keluarga harapan dan beasiswa siswa miskin. Kenaikan harga BBM menurut hemat gua memang perlu di lakukan , menginggat harga BBM kita yang terhitung murah di bandingkan beberapa negara lainnya, hanya saja kompensasinya perlu di tinjau ulang.Mengenai BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) yang di tujukan kepada rakyat miskin berupa uang tunai sebesar Rp.150.000 selama 4 bulan akan sama saja memberikan uang kepada pengemis dan tidak banyak merubah mereka, karena akan melonjaknya harga keperluan barang sehari-hari karena dampak naiknya BBM, toh sama sajakan?

Mungkin, ini hanya mungkin menurut gua pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat miskin melalui jaminan kesehatan, perumahan yang terjangkau, pendidikan murah atau bahkan gratis, jaminan harga sembako yang terpenuhi, dan modal usaha. Dengan ini , harapan rakyat lebih terpenuhi di bandingkan uang yang hanya lewat sesaat selama 4 bulan tersebut.

Entah sudah berapa lama pemerintah masih terus memutar otak mencari solusi memberantas kemiskinan yang di mana sebanding lurus dengan korupsi yang merajarela di negara ini. Semoga hasil penggesahan perubahan APBN tidak mendung seperti cuaca hari ini, membuat rakyat semakin tidak percaya kinerja orang-orang pintar di gedung sana. 

Selasa, 01 Januari 2013

OM BAYU!

         Satu minggu menjelang Natal tiba, gw mengikuti kegiatan ibadah di sebuah gereja katholik yang setiap minggu gw datangi, S.t Odilia namanya. Ibadah minggu sore yang biasanya ramai mendadak sepi karena curah hujan yang tinggi menjadikan banyak jemaat gereja lebih memilih melakukan ibadah di waktu lainnya.

Gampang sekali mencari tempat duduk yang kosong hari itu, gw memilih posisi  di tengah-tengah gereja. Tepat di depan gw ada satu keluarga dengan 2 orang anak, seorang anak lelaki kecil, sedikit gemuk dan adiknya seorang perempuan kecil manis bermata sipit.
Entah mengapa gw selalu merasa di perhatikan oleh gadis kecil itu. Sambil berlalu gw memilih lebih fokus dengan kegiatan ibadah dan sesekali menyibukan diri dengan membuka buku puji syukur, maklum biasanya di gereja gw bersama teman-teman, kali ini lain, gw seorang diri.

Masih sepanjang kegiatan gereja berlangsung gadi kecil itu sesekali melirik ke arah gw, gw mulai penasaran dengan yang dia lakukan. Untuk memastikan gw selalu tersenyum ke arah gadis itu, semoga dia tidak takut atau malahan ilfeel ke gw. Dan sudah 1 jam lebih, ibadah akan selesai, tiba-tiba Ibu dari anak tersebut memberikan gw selembar kertas....

Seketika gw yang merasa kesepian di ibadah tersebut mulai tersenyum sendiri karena secarik kertas tersebut. Ada saja yang Tuhan berikan kepada kita hanya untuk membuat kita tersenyum : )



OM BAYU?!