Powered By Blogger

Minggu, 23 Juni 2013

Angkot ohh angkot...

"dasar supir angkot!!" ....
"gak ada otaknya itu supir (angkot)".....
"F**k.... "

Sering ngelontarin kata-kata kayak di atas gak kalau ketemu angkot berhenti mendadak atau macet gara-gara angkot?
kata-kata di atas hampir gw keluarin kalau sedang menyetir atau ngendarain sepeda motor, entah udah berapa kali umpatan kayak gitu keluar dari mulut gw atau beberapa temen gw.
Ucapan spontan karena tindakan supir angkot yang semau dia berhenti di jalanan, seakan-akan setiap supir angkot punya kuasa hukum atas apa yang dia lakukan.
Terkadang pula mencoba sabar atas tindakan dia, tapi setiap saat selalu tindakan dia membahayakan penumpang dan pemakai jalan lainnya. 

Menurut survei harian gw, angkot juga ambil bagian dalam kemacetan, terkesan gak peduli sama pengguna jalan lainnya, si supir seringkali berhenti cukup lama untuk menunggu penumpang bahkan sampai setengah  ruas jalan di ambil alih oleh sang supir. Angkot atau bus juga terlihat mengebut di keramaian jalan sampai-sampai memotong jalur dari arah sebaliknya, Berbahaya? masih belum.... yang berbahaya lagi jika mereka saling beradu kecepatan dengan sesama angkot untuk mencari penumpang, lihat betapa banyak orang yang berdoa dengan lebih serius dalam angkot di banding dalam masjid, gereja atau tempat ibadah lainnya. 

Jadi angkot gak berguna? hanya sekedar membuat macet jalanan? hanya sekedar meramaikan jalan dimana sekarang motor sudah jauh lebih banyak dari pada kendaraan lainnya.
Bagaimana pun angkot selalu punya jasa besar, khususnya bagi gw atau beberapa orang yang masih memerlukan jasa angkot. Dulu angkot menjadi moda transportasi utama bagi gw bahkan keluarga gw, dari mulai bersekolah, berbelanja, pacaran dan aktivitas lainnya.  Bersyukur yang sudah memiliki kendaraan pribadi tanpa merasakan panasnya duduk di bangku bermuatan 4+6  ini. 

Pada waktu gw SMP atau SMA dulu angkot menjadi primadona bagi masyarakat berbagai kalangan, dari anak sekolah, buruh, pekerja kantoran, mahasiswa selalu berebutan menaiki angkot. Pemandangan yang jarang terlihat di saat sekarang di mana calon penumpang angkot menunggu datangnya satu sampai dua angkot lalu berdesak-desakan menaiki angkot, yaa hukum alam terjadi, siapa yang kuat dan cepat dia yang berhasil naik angkot, begitu juga gw, sudah terlatih hanya untuk menaiki angkot.

Masyarakat sekarang juga lebih memilih membeli motor walau dengan kredit, dari pada memanfaatkan jasa angkot, terlebih lagi biaya DP motor sangat murah sehingga gak membebankan penggunanya. Alhasil, angkot-angkot sekarang sepi penumpang. Akibatnya kejar setoran semakin menjadi-jadi, kebut sana sini menjadi hal yang lumrah, berhenti di tengah jalan hal yang harus kita maklumi. 


Semoga ya semoga, ada solusi baik agar sarana transportasi ini tidak mati tapi tidak juga membahayakan pengguna jalan lainnya. Bagi calon penumpang yang mau menunggu harus pada tempatnya, tidak meminta berhenti di sembarangan tempat. Bagi supir juga tahu dimana berhenti dan menjaga keselamatan bersama, bagi pemerintah terkait di lakukan peremajaan ankot, membuat halte-halte bagi calon penumpang dan selalu memberikan pendidikan kendaraan yang baik bagi supir. Baiknya lagi, pemerintah bisa mengambil alih angkot tersebut dan menjadikannya sebagai kendaraan milik pemerintah yang dimana supir tersebut di gaji, di berikan rute-rute yang jelas, jam kerja yang jelas sehingga supir aman, calon penumpangpun aman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar