Powered By Blogger

Kamis, 28 Juli 2011

Cinta tanpa syarat

sebuah ilustrasi cerita :
Edi agak pemalu ketika masih remaja, dan bahkan ketika sudah duduk di perguruan tinggi, ia juga tidak memiliki keberanian untuk mengajak kencan seorang gadis.
Pada suatu malam, Rony yang tinggal di kamar lain di asrama yang sama memberinya tawaran yang tak dapat ditolaknya, tawaran untuk memperkenalkannya dengan seorang gadis, teman pacar Rony, yang kebetulan sedang berkunjung untuk liburan akhir pekan.
"Tidak, terima kasih," sahut Edi. "Aku tidak mau kencan buta."
"Jangan khawatir dengan gadis ini," kata Rony meyakinkan Edi.
"Shelvi gadis istimewa, dan percayalah ia cantik."
"Tidak," ulang Edi.
"Ini bukan situasi yang mungkin gagal. Aku bahkan memberimu jalan keluar," papar Rony.
"Bagaimana? " tanya Edi.
"Waktu kita menjemput ke asrama mereka, tunggulah sampai ia keluar dari pintu, lalu periksalah sendiri. Bila kamu memang menyukainya, maka baguslah, kita akan menikmati malam yang menyenangkan. Tapi kalau menurutmu ia jelek, berpura-puralah terkena serangan asma. Cukup dengan 'Aaahhggggg!' lalu kaupegang tenggorokanmu seolah-olah sulit bernapas. Apabila ia bertanya, 'Ada apa?' katakan saja 'Asmaku kambuh.' Jadi kencan itu kita batalkan. Begitu saja. Tidak usah ragu. Tidak akan ada masalah."
Edi ragu-ragu. Akan tetapi ia setuju untuk mencobanya. Apa ruginya ? Ketika mereka tiba di pintu asrama mereka, Edi  mengetuk pintu, maka keluarlah gadis itu. Edi mengamatinya dan tidak dapat mempercayai matanya. Ia cantik sekali. Betapa beruntungnya dia ? Ia hampir tidak tahu harus berkata apa.
Gadis itu juga mengamati Edi dan tiba-tiba, "Aaahhggggg!"
 
Tampaknya gak hanya mereka yang telah menyiapkan rencana darurat. Kebanyakan kita, entah kapan, pernah ditolak oleh seseorang karena kita gak cukup cerdas, gak cukup jangkung, gak cukup gagah, gak cukup tampan, gak cukup cantik, dan sebagainya. Betapa beratnya ketika kita ditolak.
Apabila kita menerima seseorang tanpa syarat, kita memberi mereka kebebasan untuk berada di luar diri mereka sendiri. Penerimaan yang tulus memungkinkan kita melihat nilai sesungguhnya seorang manusia.
 
cerita lainnya ni guys:
Seorang wanita muda yang pernah bertunangan dengan Mozart, sebelum ia meraih ketenaran, seharusnya hidup senang, andaikata ia mau menerima Mozart tanpa syarat. Namun karena terkesan oleh pria lain yang lebih tampan, ia menjadi tidak suka kepada musisi ini hanya karena ia pendek. Wanita itu akhirnya memutuskan pertunangan mereka untuk pindah ke pelukan orang yang jangkung dan menarik. Ketika dunia mulai mengakui Mozart atas prestasinya yang luar biasa dalam bidang musik, wanita tersebut menyesal dengan keputusannya dahulu. "Aku tidak menyangka bahwa ia sejenius itu. Yang kulihat hanyalah bahwa ia pendek. "
 
Sikap menerima mengkomunikasikan cinta, nilai dan memberi orang percaya diri untuk menjadi seperti apa adanya. Sikap menerima juga memungkinkan mereka menjadi siapapun mereka sampai mereka menjadi apapun semampu mereka.
Ketika kita mencoba memaksa orang agar mereka menjadi seperti yang kita inginkan, kecenderungang mereka untuk mempertahankan diri, keras kepala, dan sakit hati muncul. Namun, apabila Anda memberi mereka peluang untuk menolak perubahan itu, berarti Anda juga memberi mereka kebebasan untuk berubah.
Berhentilah menerima orang berdasarkan apa yang dapat, harus, atau akan terjadi pada mereka andaikata mereka mendengarkan Anda. Kita akan terus memandang seseorang melalui kacamata keharusan, kepantasan, tuntutan dan prasangka sampai kita menerima orang lain tanpa syarat. 
GOD Bless.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar